Perbedaan Akurasi dan Presisi

Dalam pengukuran sebuah parameter listrik atau instrumentasi, kita akan dihadapkan pada hasil pengukuran dengan angka yang berbeda-beda. Sebagai contoh, ketika kita mengukur nilai resistansi sebuah resistor bernilai 220 Ohm, setelah dilakukan lima kali pengukuran, kita mendapatkan hasil sebagai berikut:

Pengukuran ke:Hasil Pengukuran
1215 Ohm
2222 Ohm
3220 Ohm
4231 Ohm
5218 Ohm

Bagaimana kita bisa memastikan bahwa pengukuran yang kita lakukan akurat dan presisi? Apakah perbedaan antara akurasi dan presisi?

Pengertian Akurasi dan Presisi

Akurasi dapat didefinisikan sebagai seberapa dekat sebuah nilai pengukuran dengan nilai sesungguhnya.

Sedangkan presisi adalah seberapa dekat perbedaan nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran.

Analogi yang bisa kita gunakan adalah ketika kita beberapa kali naik pesawat terbang dengan jadwal yang sama. Misalnya sebuah pesawat terbang dijadwalkan berangkat pukul 10.00 setiap hari. Hari ini, pesawat berangkat tepat pukul 10.00, maka bisa kita katakan bahwa waktu keberangkatan pesawat tersebut akurat.

Namun, dalam satu minggu terakhir, pesawat terbang ini selalu berangkat pada pukul 10.30 meskipun pesawat ini dijadwalkan berangkat pada pukul 10.00. Karena keterlambatan pesawat ini berulang selama satu minggu, dan selalu pada jam yang sama, maka bisa kita katakan bahwa waktu keberangkatan pesawat tersebut selama seminggu terakhir adalah presisi, namun tidak akurat.

Jika pada satu minggu berikutnya pesawat terbang ini berangkat pada pukul 10.15, 10.30, 09.45, 10.20, 11.00, 10.05, dan 10.15, maka bisa kita katakan bahwa waktu keberangkatan pesawat ini tidak presisi dan tidak akurat.

Presisi dan akurasi bisa kita gambarkan sebagai berikut.

Sekarang kita ambil contoh pengukuran sebuah resistor dengan resistansi 220 Ohm. Jika Ohm meter yang kita gunakan memiliki akurasi 1 Ohm, maka hasil pengukuran kita bisa disebut akurat jika berada di dalam rentang 219 – 221 Ohm.

Jika hasil pengukuran kita adalah 219.5, 219, 220, 221, 220.5, maka hasil pengukuran kita bisa dikatakan akurat, tetapi tidak presisi.

Jika hasil pengukuran kita adalah 221.5, 221.5, 221.6, 221.5, 221.6, maka hasil pengukuran kita bisa dikatakan presisi, tetapi tidak akurat.

Jika hasil pengukuran kita adalah 230, 218, 225.5, 215, 222, maka hasil pengukuran kita tidak akurat dan tidak presisi.

Jika hasil pengukuran kita adalah 220, 220, 220.2, 219.9, 219.8, maka hasil pengukuran kita bisa dikatakan akurat dan presisi.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Akurasi adalah kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya, sedangkan presisi adalah kedekatan nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran.
  • Hasil pengukuran bisa akurat dan presisi, bisa juga akurat tetapi tidak presisi, tidak akurat tetapi presisi, maupun tidak akurat dan tidak presisi.
  • Akurasi bisa ditentukan dengan satu kali pengukuran saja, sedangkan kepresisian memerlukan beberapa kali pengukuran.
  • Akurasi ditentukan oleh alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, sedangkan presisi ditentukan oleh beragam faktor.
  • Nilai hasil pengukuran yang akurat biasanya diikuti dengan kepresisian, sedangkan nilai yang presisi belum tentu akurat.
  • Akurasi berhubungan dengan derajat kecocokan, sedangkan presisi berhubungan dengan derajat reprodusibilitas.