Ayat-ayat Tentang Keutamaan Ilmu

QS. Al Mujadilah (58) : 11, orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya di hadapan Allah.

58_11

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Para sahabat dahulu saling berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat yang paling dekat dengan Rasulullah di dalam majlis, supaya bisa mendengar dengan lebih jelas perkataan Rasulullah.

Allah memerintahkan supaya berlapang-lapang dalam majlis. Maksudnya, memberikan kelapangan tempat kepada orang-orang yang baru datang, sehingga semua yang hadir di dalam majlis tersebut bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengambil ilmu yang disampaikan di dalam majlis.

Dengan memberikan kelapangan kepada saudaranya, maka Allah akan memberikan kelapangan pula baginya di dunia dan di akhirat.

Orang yang beriman dan berilmu mendapatkan tempat yang istimewa di sisi Allah, dengan ditinggikan derajatnya daripada orang yang lain. Orang yang beriman dan berilmu, maka ilmunya itu akan diaplikasikan sebaik-baiknya di dalam kehidupannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

QS. Az Zumar (39) : 9, apakah sama orang yang mengetahui dan yang tidak?

39_9

(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

Allah memerintahkan kepada Rasulullah untuk bertanya, apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Orang yang mengetahui bahwa ada kehidupan setelah mati, tentu akan berbeda dengan orang yang tidak mengetahuinya. Orang yang mengetahui bahwa setiap gerak langkah kita di dunia akan dicatat oleh Allah dan akan mendapatkan balasan yang adil nanti di akhirat, tentu akan berbeda dengan orang yang tidak mengetahuinya. Orang yang mengetahui bahwa setiap aktivitasnya di dunia akan membawa konsekuensi nanti di akhirat berupa pilihan surga atau neraka, tentu akan berbeda dengan orang yang tidak mengetahuinya.

Maka orang yang memiliki pengetahuan akan lebih berhati-hati dalam setiap aktivitasnya. Ia juga akan merasa ikhlas dengan apapun keputusan Allah. Ia tahu bahwa setiap gerak langkahnya diawasi dan dibersamai oleh Allah, maka dalam setiap usaha yang dilakukannya, apapun hasilnya — sukses ataupun gagal — akan ia terima dengan senang hati, karena yakin bahwa hasil itulah yang telah Allah pilihkan baginya sebagai pilihan yang terbaik.

QS. Hud (11) : 24, orang kafir perbandingannya dengan orang beriman seperti orang yang buta dan tuli.

11_24

Perumpamaan kedua golongan (orang kafir dan mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?

Allah menggambarkan bahwa orang kafir itu seperti orang yang buta dan tuli, sedangkan orang yang beriman seperti orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Seorang yang buta jika dihadapkan dengan sebuah pemandangan yang indah, meskipun pemandangan itu terbentang di hadapannya, ia tidak akan bisa menyaksikan dan merasakan keindahannya. Sedangkan orang yang tuli, diperdengarkan petuah sebaik apapun, ia tidak akan mampu mendengar dan merasakannya.

Demikianlah perumpamaan dari Allah terhadap orang yang kafir. Orang kafir tidak akan mempercayai gambaran-gambaran mengenai surga yang begitu indah diceritakan di dalam Al-Qur’an. Karena tidak percaya adanya surga dan neraka, maka mereka bertindak seenaknya di dunia, mengabaikan halal-haram, karena mereka berpikir bahwa kehidupan di dunia ini hanya sekali saja, setelah mati tidak akan ada kehidupan lagi, maka dunia ini harus dinikmati dengan sebaik-baiknya.

Sangat berbeda dengan orang yang beriman. Karena memahami bahwa setiap yang dilakukannya di dunia akan membawa konsekuensi nanti di akhirat, maka ia akan lebih berhati-hati dalam beraktivitas di dunia, jangan sampai apa yang dilakukannya di dunia ini menjadikannya merugi di akhirat nanti.

QS. Fatir (35) : 19, tidaklah sama orang buta dan orang yang melihat

35_19

Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

Seorang yang buta ketika dibawakan kepadanya sebuah lentera yang sangat terang, ia akan tetap saja merasa berada di dalam kegelapan. Demikianlah gambaran orang yang dibawakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi ia tidak mau membaca dan memahaminya, maka sama seperti orang buta tadi, ia akan tetap saja berada di dalam kegelapan.

Maka menjadilah orang yang melihat. Bukalah wawasan, pelajarilah ayat-ayat Al-Qur’an. Jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita, agar kehidupan kita terang-benderang dan kita mampu membedakan mana kebenaran yang harus dilaksanakan dan mana kebatilan yang harus dihindari.

Tinggalkan komentar