Tema Gelap

Akhir-akhir ini saya mulai suka tampilan tema gelap (dark mode). Hingga semua tampilan aplikasi di gadget saya usahakan untuk bisa menjadi gelap.

Di laptop pun saya setel tampilannya supaya gelap. Bahkan tampilan semua halaman web saat browsing di Firefox juga saya usahakan untuk bisa menjadi gelap, dengan menggunakan ekstensi Dark Reader.

Desktop XFCE saya menggunakan tema Adwaita-dark, dengan ikon Papirus-dark. Tema hitam dengan sorot biru-nya ternyata sangat nyaman di mata.

Tampilan Youtube di TV — menggunakan Raspberry Pi — pun juga saya setel supaya menjadi gelap. Khusus untuk Youtube di TV ini saya bahkan membuat tema sendiri di ekstensi Stylish: Youtube on TV.

Smartphone saya yang menggunakan Android One, awalnya tidak mendukung tema gelap. Saya hanya bisa mengaktifkannya melalui menu Opsi Developer, itu pun hanya sebagian tampilan saja yang bisa berganti ke tema gelap. Untuk menu Pengaturan dan menu-menu yang lain masih menggunakan tema cerah.

Namun beberapa hari yang lalu smartphone saya mendapatkan pembaruan OTA ke Android 10, dan setelah pembaruan selesai, langsung muncul opsi tema gelap di menu Pengaturan Tampilan. Syukur alhamdulillah, fitur ini muncul di saat saya sedang membutuhkan. Dan bonusnya lagi, karena sistemnya sudah Android 10, maka di aplikasi GMail juga muncul opsi untuk mengaktifkan tema gelap. Opsi ini tidak tersedia untuk versi Android di bawah 10.

Tinggal MiPad saya yang masih belum bisa menggunakan tema gelap secara total, karena masih menggunakan Android 8.1.0. Saya hanya bisa mengaktifkan fiturnya di Opsi Developer, dan hasilnya hanya sebagian saja yang berganti ke tema gelap.

Mungkin sudah saatnya ngoprek MiPad nih 🤭

Samsung Galaxy J2 Root & Customization

image

Samsung Galaxy J2 adalah smartphone Android yang simpel dengan harga terjangkau.

Mungkin tidak ada hal yang istimewa pada smartphone ini. Performa dan fitur-fiturnya tidak ada yang cukup membanggakan. Oleh karena itu saya mencoba mengoprek sendiri smartphone ini agar sesuai dengan keinginan saya.

Berikut adalah beberapa hal yang saya lakukan pada Galaxy J2.

Root Samsung Galaxy J2

Root diperlukan agar saya dapat mengakses filesystem Android dan mengeditnya sesuai keinginan saya. Saya mengikuti petunjuk untuk melakukan root Galaxy J2 dari forum xda-developer. Pada post tersebut, tersedia dua file, yaitu file TWRP dan file SuperSU.

Flash TWRP recovery dilakukan melalui Odin, sedangkan instalasi SuperSU dilakukan melalui TWRP recovery.

Jika prosedur ini berhasil, akan muncul aplikasi SuperSU di smartphone kita.

Menghilangkan iklan

Salah satu kekurangan Android adalah banyaknya iklan pada aplikasi. Kadang iklan ini cukup mengganggu karena ukurannya besar dan muncul secara tiba-tiba. Apalagi jika iklan tersebut dalam bentuk video, akan dengan cepat menyedot kuota internet kita.

Untuk menghilangkan iklan-iklan yang bertebaran di aplikasi Android, saya menggunakan aplikasi Adaway. Aplikasi ini tidak tersedia di Google Play Store, tetapi harus didownload di website F-Droid. Aplikasi ini akan memodifikasi file hosts untuk mem-blok akses ke penyedia layanan iklan.

Adaway membutuhkan akses root untuk mengupdate isi file hosts. Setelah file hosts berhasil dimodifikasi, kita dapat menghapus aplikasi Adaway, atau tetap membiarkannya terinstal.

Memberi Akses Write ke SD Card

Sejak Android 4.4 (Kitkat), akses tulis ke SD Card dibatasi oleh sistem Android, sehingga perlu effort lebih untuk mengedit suatu file yang ada di SD Card. Pada Android 5 (Lollipop), akses tulis ke SD Card dibuka kembali, namun pengembang aplikasi harus menerapkan metodenya ke dalam aplikasi yang dibuatnya. Bagi aplikasi lama yang tidak didesain untuk Android 5, akses tulis ke SD Card tidak dimungkinkan untuk dilakukan.

Prosedur ini akan membuka akses tulis ke SD Card untuk semua aplikasi. Caranya adalah dengan mengedit file /system/etc/permissions/platform.xml dan mengubah entri permission WRITE_EXTERNAL_STORAGE dan WRITE_MEDIA_STORAGE menjadi seperti di bawah ini.


  
  
  



  
  

Remap Galaxy J2 Home Button

Ciri khas smartphone Samsung adalah home button berupa tombol fisik. Pada saat layar mati, menekan tombol ini akan mengaktifkan layar LCD, sama seperti saat kita menekan tombol power. Terkadang home button tertekan secara tidak sengaja sehingga layar akan aktif. Hal ini tentu menjadi pemborosan baterai.

Saya mencoba me-remap tombol ini sehingga ketika ditekan tidak akan mengaktifkan layar, sekaligus menjadikannya sebagai tombol shortcut untuk membuka kamera. File yang perlu diedit adalah /system/usr/keylayout/Generic.kl. Pada baris 196, ubah HOME menjadi CAMERA.

Namun cara ini memiliki efek samping, yaitu kita tidak dapat mengambil tangkapan layar (screenshot) menggunakan kombinasi tombol Home dan Power. Akses menuju home screen juga menjadi sedikit lebih ribet.

Mematikan suara shutter kamera

Suara shutter kamera Samsung Galaxy J2 cukup mengganggu, dan tidak ada opsi untuk mematikan suara shutter ini.

Opsi untuk mematikan suara shutter pada kamera dapat dimunculkan dengan mengedit file /system/csc/others.xml, dan menambahkan baris berikut di atas entri </FeatureSet>.

true

Setelah mengedit file tersebut, lakukan restart smartphone. Pada halaman konfigurasi kamera akan muncul opsi untuk mematikan suara shutter.

image

Pada panduan ini kita bisa menambahkan berbagai entri pada file others.xml untuk mendapatkan berbagai fitur tersembunyi dari sistem Android.

Menginstal aplikasi versi lama

Ada beberapa aplikasi yang versi barunya bermasalah atau tidak sesuai dengan ekspektasi saya.

Berikut ini beberapa aplikasi versi lama yang saya gunakan.

  • Opera Mini 7.6.4, karena Opera Mini versi baru tidak ada fitur feed readernya. Saya memang khusus menggunakan Opera Mini hanya untuk membaca RSS feed saja.
  • BBM 2.0.0, karena BBM versi baru pada halaman newsfeed banyak iklan yang tidak bisa dihilangkan dengan Adaway.
  • MuslimToolbox Prayer Times 1.2.1, karena Prayer Times versi baru entah kenapa sama sekali tidak bisa memilih kota yang kita tinggali. Saya suka aplikasi ini daripada aplikasi pengingat waktu sholat yang lain karena Prayer Times dapat menyimpan beberapa kota sekaligus. Fitur ini sangat bermanfaat bagi saya yang sering berpindah-pindah lokasi.
  • Babe (Baca Berita) versi 3.0.0, karena aplikasi Babe versi baru banyak sekali iklannya. Iklan yang muncul terkadang agak saru dan tidak bisa dihilangkan dengan Adaway.

Masih ada beberapa aplikasi yang tidak sesuai ekspektasi dan belum saya temukan solusinya, antara lain:

  • BS Player, ada iklan tapi tidak terlalu mengganggu. Iklan hanya muncul pada tampilan daftar file, bukan pada saat menonton film.
  • Aplikasi Kaskus juga memunculkan iklan tapi tidak terlalu mengganggu.

Sinkronisasi Data Dropbox dan Android

Dropbox adalah layanan cloud storage yang juga digunakan sebagai tool sinkronisasi file-file antar komputer. Saya merasa sangat terbantu dengan adanya fitur sinkronisasi ini. Saya menginstal aplikasi Dropbox di notebook dan PC, sehingga data-data pekerjaan saya akan selalu sinkron secara otomatis, dan sekaligus ter-backup di layanan cloud Dropbox.

Dropbox dan Android.
Dropbox dan Android.

Ketika aplikasi Dropbox telah tersedia untuk Android, saya juga menginstalnya di smartphone. Rencana saya adalah data-data yang sering saya akses dan yang diperlukan pada kondisi emergency, seperti scan surat-surat penting, akan tersinkronisasi secara otomatis di smartphone. Tapi ternyata aplikasi Dropbox di Android tidak memiliki fitur sinkronisasi. Aplikasi ini hanya dapat digunakan untuk mengakses data-data yang ada di layanan cloud Dropbox.

Karena kecewa saya pun akhirnya menghapus aplikasi Dropbox dari smartphone dan mencari alternatifnya di Google Play Store.

Di Playstore, terdapat dua aplikasi sinkronisasi Dropbox yang cukup bagus yaitu Dropsync dan FolderSync. Saya sudah mencoba keduanya.

Dropsync

Sesuai namanya, Dropsync khusus digunakan untuk sinkronisasi data dengan layanan cloud Dropbox. Setelah kita mengatur folder yang akan kita sinkronkan dengan Dropbox, sinkronisasi akan dilakukan secara otomatis dan berjalan di background. Fasilitas two-way sync nya sangat bisa diandalkan.

Dropsync juga memiliki fitur instant upload dimana Dropsync akan melakukan sinkronisasi secara otomatis saat ada perubahan isi folder yang dipantau, serta smart change detection yang akan menentukan secara cepat file mana saja yang harus disinkronisasi. Namun fitur tersebut sepertinya masih kurang bisa diandalkan di smartphone saya.

Kekurangan dari Dropsync adalah seringkali mendownload atau mengupload suatu file walaupun tidak ada perubahan pada file tersebut. Di samping itu harga versi Pro cukup mahal, sekitar 70 ribu rupiah. Dengan harga sebesar itu hanya bisa digunakan dengan layanan Dropbox saja.

FolderSync

FolderSync tidak hanya dapat digunakan untuk sinkronisasi data dengan Dropbox saja. FolderSync mendukung banyak layanan cloud storage yang lain seperti Google Drive, OneDrive, Box, Amazon Cloud dan sebagainya. Harga untuk versi Pro juga cukup terjangkau, sekitar 35 ribu rupiah saja.

Saya mencoba menggunakan FolderSync hanya untuk sinkronisasi dengan Dropbox saja. FolderSync mendukung fitur two-way sync seperti halnya Dropsync, tetapi sinkronisasi tidak bisa dilakukan secara otomatis setiap kali ada perubahan isi folder yang dipantau. Kita harus melakukan sinkronisasi secara manual atau mengatur schedule sinkronisasi, misalnya tiap 1 jam sekali.